Langsung ke konten utama

Postingan

Discover China : Seasons

Di setiap ujian mata kuliah  History of China  dan pertanyaan esai lainnya pasti ada pertanyaan " How do you feel living in China? Tell us the different between your country. " dan jawaban pertama adalah 'The  SEASONS is very different...' . Sebagai manusia yang dari lahir cuma ketemu musim panas dan musim hujan jelas norak donk ketemu musim dingin ( autumn, winter, spring ). Jadi gimana sih rasanya musim-musim itu? Nah sebelum aku masuk ke tiap-tiap musimnya. Aku kenalin dulu dengan geografi China dulu. Kenapa? karena letak geografis berpengaruh sama iklimnya juga. Ohiya informasi ini aku dapat dari mata kuliah History of China  yang diajarkan oleh Laoshi  Fiona (老师/laoshi : guru). Aku tinggal di Ibukota Provinsi Henan, Henan itu dimana? bawahnya Beijing samping kiri nya Shanghai, iklimnya disini ada di  Yangtze River area . Jadi China ini kan negaranya luas banget, untuk musimnya sendiri terbagi menjadi 5 wilayah :  Qinghai-Tibet area,  Northeast area
Postingan terbaru

Discover China : 1 year in China

Satu tahun lebih berlalu sudah sejak aku meninggalkan Indonesia dan tinggal di China. Terhitung sejak 31 Oktober 2017 - 18 Maret 2019. Dikurangi libur musim panas selama 2 bulan. Masih ada 4 bulan lagi sampai aku bisa pulang ke tanah air. Pulang dengan membawa gelar beserta barang-barang yang akan saya bawa pulang. Selama setahun ini banyak hal yang terjadi, disitu aku belajar banyak hal untuk membuat ku menjadi manusia yang lebih dewasa lagi. Awal hingga pertengahan tahun 2018 menjadi hal yang berat bagi hidup saya. Thinking that living in the foreign country is really hard, because I live far away from my family, no one to rely on. I felt really exhausted everday, I woke up tired, I went to sleep tired. Tapi, hidupku sekarang tidak serumit masa itu. Aku melepaskan beberapa hal. Menjadi tidak peduli adalah pilihan ku untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat ini aku mencoba untuk mencintai diri saya sendiri. I am treating myself better. Go travelling, shopping

Discover China : Study Life

Akhirnya baru bisa update di Winter Holiday. Seperti yang sudah diduga, jadwal kuliah kami padat sekali karena kedatangan kami yang telat 2 bulan. Jadilah kami harus mengejar ketertinggalan hanya dalam waktu 2 bulan. Dari Senin hingga Jumat jadwal kuliah kami full, bahkan hingga malam. Belum lagi PR yang banyaknya minta ampun. Entah seperti apa nilai kami nanti. Disini aku merasakan perbedaan yang signifikan dari perkuliahan di Zhengzhou University dengan kuliah di Indonesia. ON TIME Sebelum masuk kuliah kami sudah diwanti-wanti kakak tingkat untuk tidak telat datang ke kelas. Bahkan lebih baik lagi kalo sudah di kelas 15 menit sebelum kelas dimulai. Karena dosen-dosen sangat tidak suka dengan mahasiswa yang telat. Yah pernah kami telat 1-2 menit ke kelas dan dosen kami sudah nampak badmood. Liuxuesheng berusaha on time for the first clas s Tapi tenang, gak semua dosen seperti itu. Aku dan 2 temanku pernah telat masuk kelas sampai lewat 1 jam. Jangan negative thinking

Discovering China : Airport Story

Post kali ini lumayan panjang. Karena mencangkup 2 hari cerita perjalanan. ⚠WARNING⚠ Harap kebijakannya dalam memahami isi post dibawah ini. Kebodohan yang akan kalian baca dibawah ini JANGAN DITIRU. Adisucipto International Airport, Yogyakarta Malam ini aku berangkat ke China. Jam 8 pagi aku berangkat dari rumah ku yang di Yogyakarta menuju ke Bandara Adisucipto. Aku berangkat dulu ke Jakarta karena penerbangan menuju Zhengzhou melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Aku membawa banyak tas, mulai dari koper, tas travel, ransel dan sling bag. Untung aja penerbanganku kapasitas bagasinya 20kg, dan untungnya lagi setelah di timbang koperku cuma seberat 18kg. Justru malah temanku yang bagasinya over, karena kami satu tiket booking bebannya dibagi 2. Total bagasi kami 40,9kg. Mepet banget. Kelebihan 0,1 bisa kena cas 1jt. Jarak pesawat dengan ruang tunggu bandara lumayan jauh. Kami harus jalan kaki menuju pesawat. Jam 11 pesawat kami meninggalkan Bandara Adisuci

Discovering China : Prolog

20 Juli, Studi lanjut keluar negeri, siapa yang tak mau? Apalagi studi lanjut di Indonesia sendiri jarang.  Maklumlah ya, aku lulusan D3, teknik, perempuan lagi. Susah cari kerja, karena kebanyakan lowongan kerja D3 di jurusan kami hanya untuk pria. Teman magangku pernah bilang, "Aku ganti nama jadi pria aja deh habis yang dibutuhkan pria." Hedeeh... Saking kesalnya. Ya begitulah. 31 Juli, Aku mulai menyiapkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk pendaftaran studi lanjut. Bahkan untuk memenuhi syarat-syarat ini butuh uang yang lumayan. Kalau dihitung jumlah harga diatas sudah sampai sejuta lebih ya. Jangan lupa tiket balik kampung halaman juga ditambahkan. Kenapa? Karena bikin SKCK harus di daerah asal atau yang tertera di KTP kamu. Untuk aku sendiri sih PP  Rp200.000 untuk kereta ekonomi. Baru daftar saja sudah keluar banyak kan? 02 Agustus, Pengumuman lolos sudah ditempel di papan pengumuman. Alhamdulillah, aku dan temanku lolos. Lolo

Here, in Engineering Diploma UGM

Gimana rasanya kuliah di UGM? Gimana rasanya jadi mahasiswa diploma? Gimana rasanya jadi mahasiswa teknik? Well, well, well... Akan saya jawab ketiga pertanyaan tersebut satu-persatu. Gimana rasanya kuliah di UGM? Di tahun pertama kamu akan merasa super excited . Gimana enggak, jadi anak UGM gitu, kampus beken se-Indonesia. Siapa coba yang gak bangga jadi mahasiswa UGM. Kalo gak bangga berarti kurang bersyukur, dah gitu aja. Semua terlihat WOW disini, entah karena mungkin peralihan dari anak sekolah ke anak kuliah. Semua terasa berbeda. Di UGM sendiri banyak benefit-benefit  dan fasilitas yang disediakan khusus untuk mahasiswanya. Salah satunya sepeda kampus. Awal-awal itu aku dan teman-temanku kemana-mana pakai sepeda kampus, sampai akhirnya di semester tiga kami mulai males dan memilih naik motor. Dasar mahasiswa malas. Dosen-dosen kami semuanya merupakan alumni UGM, ada beberapa dosen yang bukan dari UGM, tapi untuk mata kuliah umum saja, seperti MatKul Agama di jurusa

Moment of Graduation

Akhirnya pun saya sudah di lulus dan di wisuda dari UGM. Perjalanan panjang dan melelahkan, ada keringat dan air mata didalamnya.  Sebelumnya saya selalu meledek kakak karena skripsinya yang tidak kunjung usai, tapi ternyata, setelah saya alami itu sendiri, susahnya menyusun skripsi, bertemu dengan dosen pembimbing, Ya Tuhan. Gak lagi-lagi deh. Saya ambil program Magang untuk Tugas Akhir. Meskipun namanya mangang, tapi saya rasa ini seperti mengambil program KP (Kerja Praktek) dan TA (Tugas Akhir).  Ada 2 program di jurusanku : TA : mahasiswa melakukan penelitian dan juga melaksanakan Kerja Praktek (biasanya selama 1-2 bulan). Bisa dimulai kapan pun selama sudah memiliki ilmu yang cukup. Magang : mahasiswa bekerja di sebuah proyek atau perusahaan selama 4 bulan, kemudian mengambil permasalahan untuk dijadikan topik laporan Tugas Akhir. 2 orang teman sekelasku ada yang sudah mulai menyusun TA-nya di semester 5 namun di Bulan Febuari mereka disuruh untuk mengganti judul