Gimana rasanya kuliah di UGM?
Gimana rasanya jadi mahasiswa diploma?
Gimana rasanya jadi mahasiswa teknik?
Well, well, well...
Akan saya jawab ketiga pertanyaan tersebut satu-persatu.
Gimana rasanya kuliah di UGM?
Di tahun pertama kamu akan merasa super excited. Gimana enggak, jadi anak UGM gitu, kampus beken se-Indonesia. Siapa coba yang gak bangga jadi mahasiswa UGM. Kalo gak bangga berarti kurang bersyukur, dah gitu aja.
Semua terlihat WOW disini, entah karena mungkin peralihan dari anak sekolah ke anak kuliah. Semua terasa berbeda.
Di UGM sendiri banyak benefit-benefit dan fasilitas yang disediakan khusus untuk mahasiswanya.
Salah satunya sepeda kampus. Awal-awal itu aku dan teman-temanku kemana-mana pakai sepeda kampus, sampai akhirnya di semester tiga kami mulai males dan memilih naik motor. Dasar mahasiswa malas.
Dosen-dosen kami semuanya merupakan alumni UGM, ada beberapa dosen yang bukan dari UGM, tapi untuk mata kuliah umum saja, seperti MatKul Agama di jurusanku. Selain itu, staff dan dosen adalah alumni UGM.
UKM di UGM juga banyak sekali dan menarik-menarik. Aku bahkan pernah bergabung dalam UKM Berkuda dan SWAGAYUGAMA (UKM Kesenian Tradisional Jogjakarta). Tapi sayangnya menurut pandanganku, semua UKM di sini menjunjung tinggi prestasi. Kamu gak bisa gabung ke UKM kalo baru belajar atau ingin mencoba hal baru, karena kamu dituntut untuk mengikuti kompetisi-kompetisi, yang artinya kamu harus sudah mahir dalam bidang itu. Menurut pandanganku sih...
Beasiswa dan Exchange banyak ditawarkan, tapi jangan lupa standart persyaratannya yang harus kamu penuhi. Meskipun ada banyak tapi kalo diri tidak dapat memenuhi persyaratan tentu percuma.
Oiya jadi mahasiswa UGM itu juga bebannya berat. Kenapa?
Karena kamu harus memenuhi ekspektasi masyarakat tentang mahasiswa UGM yang terkenal pintar dan kreatif. Tidak harus menjadi yang terhebat, setidaknya berusahalah sebaik yang kamu bisa. Tetaplah berusaha untuk menjadi yang terbaik, untuk diri sendiri.
Gimana rasanya jadi mahasiswa diploma?
Mungkin ini mewakili seluruh mahasiswa diploma di seluruh universitas, gak cuma di UGM saja.
Diskriminasi kadang terjadi.
Seperti saat OSPEK Universitas misalnya, mahasiswa S1 tidak mau berteman atau bergaul dengan mahasiswa D3. Ini terjadi di beberapa gugus. Untungnya di gugusku sendiri semuanya ramah dan saling menyemagati.
Ada beberapa orang yang sempat bertanya Fakultas apa? Tentu saja aku jawab Teknik, karena kalau aku jawab vokasi pun tidak semua orang tau apa itu.
Masyarakat pun masih memandang rendah Diploma. "Oh cuma D3, pasti gampang masuknya."
Sekalipun aku yang kuliah di UGM pun masih dianggap seperti itu.
Well, maybe karena pesaingnya tidak sebanyak pendaftaran S1, tentu lebih 'gampang masuknya'.
Kemudian di Diploma 70% praktek dan 30% teori. Berlaku di seluruh jurusan.
Semester terakhir selalu diisi dengan magang selama 1(satu) semester penuh. Nah disini kelebihannya jadi mahasiswa diploma. Kami bisa dapat pengalaman kerja meskipun belum lulus. Dan kalo beruntung, perusahaan tempat kamu magang bisa narik kamu kembali untuk jadi pegawai disana.
Gimana rasanya jadi mahasiswa teknik?
Lelah. Ya, lelah itu mewakili semuanya.
Praktikum yang menguras tenaga, teori yang menguras pikiran.
"Jadi anak teknik itu berat." Sebelumnya aku cuma berpikir, 'memang seberat apa?'
Setelah dirasakan sendiri gimana, beuuh berat kaliii.
Selama aku kuliah, berangkat jam 6 pagi, kuliah jam 7 pagi, pulang jam 4 sore, balik kampus lagi jam 6 sore buat belajar atau kerja kelompok, dan biasanya pulang jam 1-2 pagi. Pernah sekali aku pulang subuh jam 3 dari kampus, sekali doank, gak usah berlebihan.
Sampai di semester terakhir aku kuliah akhirnya kampus memberlakukan peraturan untuk tidak beradi di kawasan kampus setelah jam 10 malam. Kami diusir, yes diusir, dan akhirnya pindah ke kos teman terdekat atau pergi ke internet cafe.
Teknik itu ceweknya dikit. Kalo dulu pas SMA peraturan kelompoknya harus ada cowoknya. Nah sekarang malah kebalikannya, tiap kelompok harus ada ceweknya, setidaknya satu, dan itu pun tetap sisa satu kelompoknya yang isinya anak-anak ganteng semua.
Selama aku sekolah dulu selalu sekelompok dengan anak-anak cowok, karena gak ada cewek yang mau ngajak aku sekelompok. Tapi semenjak di teknik aku tenang, karena justru kalo ceweknya kebanyakan malah ngerepotin, karena kami gak bisa apa-apa. Gak-gak. Kami juga bisa melakukan hal-hal yang berat seperti mencangkul atau bawa barang-barang yang berat. Tapi tentu itu akan makan banyak waktu dan tenaga, belum lagi faktor keselamatan. Kalo udah angkat berat-berat terus sampai tengah jalan lentoy kan bahaya. Hehe...
Yak, setidaknya itu yang bisa aku jelaskan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa Teknik Diploma di UGM.
Gimana rasanya jadi mahasiswa diploma?
Gimana rasanya jadi mahasiswa teknik?
Well, well, well...
Akan saya jawab ketiga pertanyaan tersebut satu-persatu.
Gimana rasanya kuliah di UGM?
Di tahun pertama kamu akan merasa super excited. Gimana enggak, jadi anak UGM gitu, kampus beken se-Indonesia. Siapa coba yang gak bangga jadi mahasiswa UGM. Kalo gak bangga berarti kurang bersyukur, dah gitu aja.
Semua terlihat WOW disini, entah karena mungkin peralihan dari anak sekolah ke anak kuliah. Semua terasa berbeda.
Di UGM sendiri banyak benefit-benefit dan fasilitas yang disediakan khusus untuk mahasiswanya.
Salah satunya sepeda kampus. Awal-awal itu aku dan teman-temanku kemana-mana pakai sepeda kampus, sampai akhirnya di semester tiga kami mulai males dan memilih naik motor. Dasar mahasiswa malas.
Dosen-dosen kami semuanya merupakan alumni UGM, ada beberapa dosen yang bukan dari UGM, tapi untuk mata kuliah umum saja, seperti MatKul Agama di jurusanku. Selain itu, staff dan dosen adalah alumni UGM.
UKM di UGM juga banyak sekali dan menarik-menarik. Aku bahkan pernah bergabung dalam UKM Berkuda dan SWAGAYUGAMA (UKM Kesenian Tradisional Jogjakarta). Tapi sayangnya menurut pandanganku, semua UKM di sini menjunjung tinggi prestasi. Kamu gak bisa gabung ke UKM kalo baru belajar atau ingin mencoba hal baru, karena kamu dituntut untuk mengikuti kompetisi-kompetisi, yang artinya kamu harus sudah mahir dalam bidang itu. Menurut pandanganku sih...
Beasiswa dan Exchange banyak ditawarkan, tapi jangan lupa standart persyaratannya yang harus kamu penuhi. Meskipun ada banyak tapi kalo diri tidak dapat memenuhi persyaratan tentu percuma.
Oiya jadi mahasiswa UGM itu juga bebannya berat. Kenapa?
Karena kamu harus memenuhi ekspektasi masyarakat tentang mahasiswa UGM yang terkenal pintar dan kreatif. Tidak harus menjadi yang terhebat, setidaknya berusahalah sebaik yang kamu bisa. Tetaplah berusaha untuk menjadi yang terbaik, untuk diri sendiri.
Gimana rasanya jadi mahasiswa diploma?
Mungkin ini mewakili seluruh mahasiswa diploma di seluruh universitas, gak cuma di UGM saja.
Diskriminasi kadang terjadi.
Seperti saat OSPEK Universitas misalnya, mahasiswa S1 tidak mau berteman atau bergaul dengan mahasiswa D3. Ini terjadi di beberapa gugus. Untungnya di gugusku sendiri semuanya ramah dan saling menyemagati.
Ada beberapa orang yang sempat bertanya Fakultas apa? Tentu saja aku jawab Teknik, karena kalau aku jawab vokasi pun tidak semua orang tau apa itu.
Masyarakat pun masih memandang rendah Diploma. "Oh cuma D3, pasti gampang masuknya."
Sekalipun aku yang kuliah di UGM pun masih dianggap seperti itu.
Well, maybe karena pesaingnya tidak sebanyak pendaftaran S1, tentu lebih 'gampang masuknya'.
Kemudian di Diploma 70% praktek dan 30% teori. Berlaku di seluruh jurusan.
Semester terakhir selalu diisi dengan magang selama 1(satu) semester penuh. Nah disini kelebihannya jadi mahasiswa diploma. Kami bisa dapat pengalaman kerja meskipun belum lulus. Dan kalo beruntung, perusahaan tempat kamu magang bisa narik kamu kembali untuk jadi pegawai disana.
Gimana rasanya jadi mahasiswa teknik?
Lelah. Ya, lelah itu mewakili semuanya.
Praktikum yang menguras tenaga, teori yang menguras pikiran.
"Jadi anak teknik itu berat." Sebelumnya aku cuma berpikir, 'memang seberat apa?'
Setelah dirasakan sendiri gimana, beuuh berat kaliii.
Selama aku kuliah, berangkat jam 6 pagi, kuliah jam 7 pagi, pulang jam 4 sore, balik kampus lagi jam 6 sore buat belajar atau kerja kelompok, dan biasanya pulang jam 1-2 pagi. Pernah sekali aku pulang subuh jam 3 dari kampus, sekali doank, gak usah berlebihan.
Sampai di semester terakhir aku kuliah akhirnya kampus memberlakukan peraturan untuk tidak beradi di kawasan kampus setelah jam 10 malam. Kami diusir, yes diusir, dan akhirnya pindah ke kos teman terdekat atau pergi ke internet cafe.
Teknik itu ceweknya dikit. Kalo dulu pas SMA peraturan kelompoknya harus ada cowoknya. Nah sekarang malah kebalikannya, tiap kelompok harus ada ceweknya, setidaknya satu, dan itu pun tetap sisa satu kelompoknya yang isinya anak-anak ganteng semua.
Selama aku sekolah dulu selalu sekelompok dengan anak-anak cowok, karena gak ada cewek yang mau ngajak aku sekelompok. Tapi semenjak di teknik aku tenang, karena justru kalo ceweknya kebanyakan malah ngerepotin, karena kami gak bisa apa-apa. Gak-gak. Kami juga bisa melakukan hal-hal yang berat seperti mencangkul atau bawa barang-barang yang berat. Tapi tentu itu akan makan banyak waktu dan tenaga, belum lagi faktor keselamatan. Kalo udah angkat berat-berat terus sampai tengah jalan lentoy kan bahaya. Hehe...
Yak, setidaknya itu yang bisa aku jelaskan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa Teknik Diploma di UGM.
Komentar
Posting Komentar